Selasa, 13 Maret 2018

Game Based Learning

 GAME BASED LEARNING
Game-Based Learning adalah metode pembelajaran yang menggunakan aplikasi permainan/game yang telah dirancang khusus untuk membantu dalam proses pembelajaran. Dengan menggunakan Game-Based Learning kita dapat memberikan stimulus pada tiga bagian penting dalam pembelajaran yaitu Emotional, Intellectual, Psycomotoric. Game-Based Learning adalah salah satu metode pembelajaran yang dirasa cocok dengan kondisi dari generasi digital sekarang ini karena tiga alasan berikut ini :

1. Menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan membuat semakin motivasi siswa untuk belajar.
2. Kompetisi dan kerjasama tim dalam menyelesaikan misi yang ada dalam aplikasi game juga dapat menambahkan komponen motivasi pada siswa.
3.Umpan balik yang cepat dan spesifik memberikan kemudahan bagi siswa untuk memikirkan cara lain yang tepat untuk menyelesaikan penugasannya.

Tapi memang ada dampak buruk yang bisa jadi timbul, di antaranya :
1.Adanya anggapan bahwa ini hanya sekedar permainan/game.
2.Jika anda kalah dalam game ini tinggal mencoba lagi dengan memulainya dari awal.
3.Memainkan game tanpa menikmati alur yang sudah disiapkan oleh game tersebut.

Secara garis besar Game-Based Learning adalah salah satu metode yang bisa digunakan dalam pembelajaran dan tentunya ini dapat dilakukan tidak dengan kaku melainkan dengan Blended Method, sehingga ada keseimbangan dalam metode pembelajaran konvensional dengan Game-Based Learning.
Kenapa game based learning itu penting?
Sederhana saja sebenarnya. Kalau anda seorang pendidik, tentu anda tahu informasi ini:
  • Kebanyakan siswa hanya mengingat 5-10% apa yang mereka baca
  • Kemudian hanya mengingat 20% apa yang mereka dengar
  • Dan meningkat menjadi 30% apa yang mereka lihat secara visual dari apa yang mereka dengarkan
  • Menjadi 50% jika mereka melihat seseorang mempraktiknya secara langsung sembari menerangkan
  • Secara drastis bisa mencapai 80% jika mereka melakukannya sendiri, walaupun hanya sekedar simulasi
Coba pikirkan, kebanyakan materi pelajaran di sekolah hanya sampai ke tingkat 20% saja. Memang ada beberapa yang mencapai 30% dengan alat bantu visual, namun pernahkah anda berpikir sampai 50%? Atau bahkan 80%?
Sekarang anda baru sadar, mengapa seorang anak sangat candu dengan game. Karena ketika dia melalukannya sendiri, maka kemampuannya mencapai 80% dari apa yang dipelajarinya. WALAUPUN GAME ITU HANYA SIMULASI!
        Wajar saja kalau orang tua banyak yang kelabakan dengan fenomena ini, namun kalau melihat informasi diatas akan mudah paham. Coba saja materi pelajaran dibuat dengan simulasi game, pasti lebih mudah mencapai tingkat 80% bukan? Kekuatan interaktif dan simulasi dari game sangat membantu dan meningkatkan pengertian kita dalam belajar dan bekerja.

Contoh kasus : game sejarah 1949 – serangan umum di Jogja
Seseorang membuat contoh kasus pendidikan sejarah. Banyak guru mengeluhkan muridnya tidak menyukai sejarah Indonesia. Wajar saja, saya sendiri bosan dengan pelajaran sejarah ketika masih SD. Guru hanya mengajarkan tanggal dan peristiwa detailnya. Saya hanya bisa membayangkan sedikit dan melihat beberapa referensi berdasarkan foto atau gambar dari buku.
Tigapuluh tahun kemudian, saya membuat game berdasarkan sejarah Serangan Umum 1 Maret 1949 di Jogja. Game itu sederhana saja, tidak banyak berisi teori dan tanggal yang perlu dihapal. Tapi menggambarkan suasana perang melawan agresi Belanda. Seperti terlihat dibawah ini, pejuang Indonesia masuk ke kebun kelapa yang saat itu sedang dikuasai Belanda. Tugasnya adalah menyerang kompi Belanda dan melumpuhkan pertahanan mereka sebelum pasukan inti menyerbu masuk ke Jogja.
Wajar saja kalau anak SD menyukai game ini. Walaupun masih berisikan tema dar-der-dor. Namun fokus mereka bukan lagi belajar materi yang membosankan. Mereka bisa menjadi pejuang dan belajar mengenal situasi nyata ketika Indonesia berusahan melawan agresi Belanda saat itu. Simulasi ini yang membuat pemain tidak mudah bosan, malah semangat menyerbu Belanda. Padahal ketika dia bermain, banyak informasi yang didapatkan perihal kejadian di masa itu.
Game sejarah perjuangan 1949 - Serangan Umum di Jogja
Ketika game ini saya demokan didepan beberapa siswa, respon yang saya dapatkan? Wuihh beragam dan sangat menarik mendengarkan celoteh mereka. Berbagai pendapat serta komentar yang mereka lontarkan. Semuanya menjadi aktif dalam menceritakan perang yang mereka lakoni. Bahkan mereka saling berdebat dengan seru. Salah satu masukan mereka adalah: Bisa tidak mereka menjadi pihak Belanda agar bisa melihat usaha perjuangan dari pejuang Indonesia. Sebuah pemikiran yang sangat menarik bukan? Mereka tidak lagi bosan, malah aktif dan memunculkan ide baru!

Game Based Learning dan Proses Peningkatan Edukasi

Serious Games sebagai sarana nyata dari Game Based Learning menjadi alat yang penting dalam proses peningkatan edukasi. Beberapa pihak masih membandingkan game dengan animasi. Tapi berdasarkan informasi diatas, anda bisa melihat bahwa animasi hanya sampai ke tingkat 50% saja dimana siswa dapat melihat orang lain atau proses tertentu diperagakan melalui animasi. Sementara dengan game proses pemilihan tindakan, belajar dari kesalahan dan menganalisa proses menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam proses simulasi. Dan semuanya bisa dilakukan dengan suasana yang menantang dan menarik! Itulah kekuatan game sebenarnya.
Pendidikan yang diberikan oleh game bahkan bisa melampaui umur anak-anak dan remaja. Game Based Learning tidak melulu untuk siswa sekolah. Jangan terkecoh dengan istilah learning. Pembelajaran meluas ke berbagai bidang seperti militer, medis, kesehatan, manajemen, dsb.



0 komentar:

Posting Komentar